Hadir Sebagai Penyelamat ( 26 Januari 2011 )

Kamis, 27 Januari 2011

Hadir Sebagai Penyelamat
Bahan : Kej. 49:1-2, 8-13, 21-26; Luk. 1:67-79

“Dan engkau, hai anakku, akan disebut nabi Allah Yang Mahatinggi; karena engkau akan berjalan
mendahului Tuhan untuk mempersiapkan jalan bagi-Nya, untuk memberikan kepada umat-Nya
pengertian akan keselamatan…” (Luk. 1: 75-76)

                Yusuf hadir sebagai penyelamat keluarga dan bangsa-bangsa di sekitar Mesir. Dia menjadi seorang mangkubumi, tangan kanan Firaun khususnya untuk menangani bencana kelaparan dunia. Karena tersimpan gandum dalam jumlah yang begitu besar, maka Mesir mampu menjual gandum kepada bangsa-bangsa sekitar yang mengalami krisis pangan.  Tersedianya cadangan gandum yang berlimpah itu dapat terjadi karena pola pengelolaan dan kepemimpinan Yusuf yang antisipatif, sehingga dia dapat memberi pertolongan. Peran Yusuf sebagai penyelamat banyak orang bukanlah suatu peristiwa kebetulan. Sebelum saudara-saudaranya datang ke Mesir dan tidak mengenalinya sehingga mereka sujud menyembah Yusuf sebenarnya telah dilihat oleh Yusuf dalam mimpi saat dia masih belia. Yusuf ke Mesir karena dia telah dijual oleh saudara-saudaranya. Saudara-saudara Yusuf sebelumnya telah mereka-reka hal yang jahat, tetapi rencana Allah tidak dapat digagalkan dengan kejahatan mereka. Tepatnya, melalui kejahatan saudara-saudara Yusuf, Allah justru mengubah Yusuf menjadi seorang penyelamat keluarga dan bangsa-bangsa sekitar Mesir yang saat itu sedang mengalami kelaparan. Apapun sikap saudara-saudara Yusuf, Allah telah merencanakan suatu hal yang mulia bagaimana menyelamatkan umat manusia melalui peran Yusuf.

                Makna “mimpi” yang dialami oleh Yusuf lebih tepat merupakan visi Tuhan dalam kehidupannya. Visi menunjuk kepada suatu persepsi mental yang terarah kepada kejadian mendatang, sehingga mendorong seseorang untuk meraih dan mewujudkannya. Dalam persepsi Yusuf, di mana saudara-saudaranya datang menyembah, sebagai suatu peristiwa yang mengejutkan dirinya.  Sebab Yusuf tidak pernah menginginkan dirinya disembah. Visi dalam mimpi Yusuf lebih menunjuk bahwa ada suatu rencana mulia di balik prediksi sikap saudara-saudaranya datang di hadapan Yusuf. Mereka datang memohon pertolongan kepada Yusuf, yang ironisnya pernah mereka lukai dan jual. Saudara-saudara Yusuf sujud menyembah kepada seseorang yang pernah mereka rendahkan. Dengan demikian yang paling inti dalam mimpi Yusuf bukan bagaimana Yusuf disembah oleh saudara-saudaranya, tetapi bagaimana kehendak Allah telah menetapkan dia untuk menjadi penyelamat bagi banyak orang. Sikap iman inilah yang dipegang oleh Yusuf, sehingga dia sama sekali tidak pernah bermaksud untuk membalas kejahatan saudara-saudaranya.  Visi Yusuf lebih besar dari pada perasaan sakit hati dan keinginannya untuk membalas dendam.   Semakin besar visi hidup seseorang, maka semakin kecil pula keinginan untuk melakukan tindakan-tindakan yang tidak pantas dan merugikan. Visi memampukan seseorang untuk fokus kepada suatu tujuan yang agung.

                Peran umat untuk menjadi penyelamat bagi sesamanya akan menjadi kenyataan jikalau dilandasi oleh visi hidup yang semakin tajam. Semakin lemah visi hidup seseorang, maka semakin  buram peran dia sebagai penyelamat sesamanya. Karena itu visi hidup kita perlu bersedia dipertajam melalui kesulitan dan penderitaan yang terjadi.         Bila visi hidup kita sangat kuat, maka kesulitan dan penderitaan yang terjadi justru akan semakin mengasah dan memurnikannya. Sebaliknya bila visi hidup kita samar-samar, maka kesulitan dan penderitaan akan mudah menjadi alasan bagi kita untuk  membelokkan esensi visi hidup kita tersebut. Hidup kita tidak lagi digerakkan oleh visi. Karena itu kita juga tidak mampu menjalan misi. Kita tidak lagi memiliki fokus dan tujuan hidup yang jelas.  Selain itu visi hidup kita juga dapat dibelokkan saat kita memperoleh pujian dan sanjungan. Apabila visi hidup Yusuf terlepas dari panggilan Allah, maka dia akan membelokkan kedudukannya sebagai alasan untuk memperoleh pujian dan sanjungan. Yusuf juga akan menggunakan kedudukannya untuk membalas semua sakit hatinya kepada saudara-saudaranya. Dengan demikian kuat-lemahnya visi hidup seseorang ditentukan oleh relasinya dengan Allah. Rahasia peran Yusuf sebagai penyelamat umatnya terletak pada hubungan personalnya dengan Allah yang hidup. Itu sebabnya visi Yusuf semakin dipertajam Allah, sehingga dia dapat siap menjadi seorang pemimpin yang menyelamatkan banyak orang dan anggota keluarganya.

                Kehadiran Yohanes Pembaptis sejak lahir telah bersifat visioner. Zakharia, ayahnya penuh Roh Kudus dan bernubuat bahwa melalui Yohanes Pembaptis, Allah akan membuka jalan bagi Kristus. Zakharia berkata: “Dan engkau, hai anakku, akan disebut nabi Allah Yang Mahatinggi; karena engkau akan berjalan mendahului Tuhan untuk mempersiapkan jalan bagi-Nya,  untuk memberikan kepada umat-Nya pengertian akan keselamatan yang berdasarkan pengampunan dosa-dosa mereka” (Luk. 1:76-77). Yohanes Pembaptis hadir sebagai penyelamat bagi umatnya agar mereka dapat siap menyambut kedatangan Mesias. Itu sebabnya Yohanes Pembaptis menggemakan panggilan untuk bertobat, sehingga umat dimampukan untuk menyambut kedatangan Kerajaan Allah dalam diri Kristus. Selain itu melalui peran Yohanes Pembaptis, Allah memakai dia untuk membuka visi hidup umat tentang kedatangan Kerajaan Allah. Tujuannya agar keselamatan Allah dapat dialami oleh setiap umat dengan menyambut Kristus yang adalah pusat kehidupan.

Doa:
Bapa sorgawi, karuniakanlah visiMu dalam kehidupan kami. Karena visiMu adalah visi keselamatan bagi seluruh umat. Untuk itu biarkanlah kami dapat menaklukkan segala hal yang sia-sia dan merugikan visiMu. Dalam Kristus, kami berdoa. Amin.

Oleh      : Pdt. Yohanes Bambang Mulyono
Sumber : - www.yohanesbm.com

              - CyberGKI

Share |

0 komentar:

Posting Komentar